Pages

Mengenai Saya

Foto saya
Kg Bukit Guntong, Binjai rendah, Marang, Terengganu, Malaysia

Saya

Saya MALAS Awak Suruh RAJIN..
Saya NAKAL Awak MARAH..
Saya SENYUM Awak Lagi La SENYUM..
Saya GURAU Awak GELAK..
SWEETS sangat Waktu Tuh..
tapi kalau Saya Tak Ade,
JANGAN Pulak Awak IKUT Saya PERGI..
Cuma DOA Je Dalam Hati..
&
INGAT Dekat Saya dah Cukup Untuk NILAI PERSAHABATAN Kita..
&
Buat saya TENANG Selamanya
Awak jangan SEDIH..
Saya Tak Suka AIR MATA Awak MENITIS Nanti..
Kerana..
Saya Terlalu SAYANGKAN KAWAN2 Saya..
Termasuklah AWAK..

Bukan "1"

Bukan "1"

tapi bejuta.....

Bukan untuk diguna

tapi untuk dijaga......

Bukan untuk dimusuhi

tapi untuk disayangi.......

Bukan untuk sementara

tapi untuk selamanya.......

Bukan untuk dilupakan

tapi untuk diingati........

Bukan untuk ditingalkan

tapi untuk dirindui........

Bukan hanya disini

tapi dimana-mana.......

Bukan setakat ini

tapi hingga ke hujung nyawa......

Pasal Diri Aku Macam Mana Aku Leh Jadi Gila Main Sofbol


Cternya mcm ni.....


Sejak form 1 hingga form 3 aku aktif sukan kat sek..masa tu aku main hoki.. x lah hebat sgt..tp leh la main....

.aku x kenal apa itu sofbol...x penah dgr pun nama sofbol.....

ia bermula selepas aku hbs kejohanan hoki tuk MSSDKTS bawah 18 tahun..

aku keboringn duk rumah..ptg2..
aku p sekolah..duk lepak dgn cikgu hoki..
pastu duk tgok2 budak2 sofbol training sofbol..

pastu aku cuba2 la main baling2 bola sofbol dgn cikgu Roslan(cikgu Hoki)..cikgu yang mengajar sofbol (Ustaz Tajjudin) nampak aku duk main baling2...pastu dia pgl aku...
dia tanya "Nak main sofbol ke?"bunyinya mcm tu la...
aku ckp ok je..pastu dia suh aku masuk main..\
pendek cter,,aku dapat wakil sekolah tuk kejohanan sofbol bawah 18 tahun..


Form 4.....
Aku byk menuntut ilmu sofbol pada awlnya dari Pengajar2 dari SMK Tengku Bariah..(SMKTB)

setiap pagi jumaat aku kayuh basikal dari rumah ku ke SMKTB..lebih kurang 40 minit..
baru sampai...memang penat..


........................................................ BERSAMBUNG ........................................................

Johan acara Sofbol Sukan MASUM 2009

Johan acara Sofbol Sukan MASUM 2009

Orang Lama 3 Tahun Berjuang Bersama

Orang Lama 3 Tahun Berjuang Bersama

Majlis Penutup dan Penyampaian Piala Pusingan Sukan MASUM 2009

Majlis Penutup dan Penyampaian Piala Pusingan Sukan MASUM 2009
Johan Sofbol Lelaki

My Best Fren

My Best Fren
Kenangan Selepas Menang

Majlis Penutup dan Penyampaian Piala Pusingan Sukan MASUM 2009

Majlis Penutup dan Penyampaian Piala Pusingan Sukan MASUM 2009
Bersama Pengarah dan Pegawai Belia Dan Sukan Pusat Sukan UUM

Kenangan Selepas Tamat Perlawanan

Kenangan Selepas Tamat Perlawanan
Penyampaian Medal

Kami Satu BiLik

Kami Satu BiLik
Geng Juara

Rabu, 1 Disember 2010

Bukan Diriku

Setelah kupahami
Ku bukan yang terbaik
Yang ada di hatimu
Tak dapat kusangsikan
Ternyata dirinyalah
Yang mengerti kamu
Bukanlah diriku

Kini maafkanlah aku
Bila ku menjadi bisu
Kepada dirimu

Bukan santunku terbungkam
Hanya hatiku berbatas
Tuk mengerti kamu
Maafkanlah aku

Walau kumasih mencintaimu
Kuharus meninggalkanmu
Kuharus melupakanmu
Meski hatiku menyayangimu
Nurani membutuhkanmu
Kuharus merelakanmu

Dan hanyalah dirimu
Yang mampu memahamiku
Yang dapat mengerti aku

Ternyata dirinyalah
Yang sanggup menyanjungmu
Yang lama menyentuhmu
Bukanlah diriku...............

Isnin, 29 November 2010

Falsafah Cinta Ilahi 10

Antara penyebab cinta ialah kebaikan. Kebaikan sentaiasa memancing manusia dan cinta akan bertapak lama kerana kebaikan. Manusia adalah hamba kepada kebaikan.
Keuntungan juga antara penyebab cinta. Manusia akan selalu mencintai sesiapa yang menguntungkannya. Contohnya hubungan manusia dengna Tuhan, bagi sebahagian orang yang beribadah kerana keinginankan keuntungan dan kenikmatan syurga atau tidak memasuki neraka. Tetapi bagi mereka yang memiliki ketinggian irfan, setaip satu yang di atas tidak memiliki nilai bagi mereka. Jika seseorang yang memiliki cinta Ilahi yang hakiki, mereka tetap merasa nikmat dengan bala yang datang dari kekasih. Manusia yang mencintai Allah tetap merasa nikmat walau berada di dalam neraka Allah.

Semoga Menjadi Hikmah

Dua tahun yang lalu saya ke rumah salah seorang muslimah yang sudah saya anggap sebagai kakak sendiri. Dia, seorang pengajar di sebuah MTs di Jawa Timur, sekaligus dipercaya oleh sebuah rubrik majalah remaja dengan segala problem masalah pribadi mereka, keluarga hingga masalah pernikahan dan cinta. Ya, kakak ini adalah psikolog untuk para remaja putri, tapi kadang juga tetap berbagi dengan remaja putra.


Dalam hal ini bukanlah Kakak ini yang menarik keinginan saya untuk berbagi di sini. Namun yang menjadi perhatian saya adalah, ketika sedang kami asyik mengobrol, berbagi cerita, yang sebagian besar tentulah saya yang paling sering bertanya, kakak saya ini  seraya bercerita tentang salah seorang sahabat muslimah, yang dulu pernah curhat kepadanya lewat email.
Kakak saya ini sedikit menceritakan tentang sahabat ini, permasalahannya dan bagaimana ia sekarang. Dan lalu kakak saya membuka laptopnya kemudian memperlihatkan salah satu file yang isinya adalah, tentang tanya jawab curhatan sahabat itu.


Kira-kira begini hasil curhatan itu yang dapat saya tangkap:

Pertanyaan:


Kehormatanku Sudah Direnggut, Haruskah Aku Jujur Pada Calon Suamiku? Assalamu’alaikum Wr. Wb.Tadinya saya sedang menunggu seorang pria yang ingin melamar saya 5 bulan lagi, karena dia sedang dalam masa kontrak dengan perusahaan tempat dia bekerja. Selama masa penantian itu, kami sepakat untuk tidak berkomunikasi. Kami sudah saling mengenal sejak lama. Dia kakak kelasku sewaktu kuliah dulu. Jujur, saya senang sekali dengan niatan dia untuk melamar saya, karena –menurut saya- akhlak dan agamanya baik.Tapi ada satu hal yang membuat saya takut. Saya memiliki masa lalu yang tidak baik. Saya tidak bisa menjaga kehormatan saya. Tetapi alhamdulillah sekarang saya selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah. Saya ingin jujur kepada dia, apapun yang terjadi nantinya, saya harus jujur sebelum dia menikahi saya. Sebab, saya tidak mau berbohong kepada dia tentang masa lalu saya.Alhamdulillah saya sudah lega. Saya sudah jujur kepada dia, dan akhirnya dia memutuskan untuk tidak jadi melamar saya. Ini adalah resiko yang harus saya tanggung atas perbuatan saya di masa lalu. Saya akan mencoba ikhlas dan ridha atas semua keputusannya. Saya yakin rencana Allah –di balik semua itu- pasti indah. Tapi saya harus menjalani semuanya. Saya harus tetap SABAR dan SEMANGAT. Saya tidak akan menyerah karena saya yakin Cinta Allah akan selalu melindungi saya, dan hanya dengan Cinta-Nya itu saya dapat bertahan. Lalu apakah seorang seperti saya bisa menjadi seorang wanita yang shalehah, wanita yang akan dipilih oleh seorang laki-laki shaleh untuk dijadikan isterinya dn juga ibu dari anak-anaknya, meskipun saya memiliki masa lalu yang sangat buruk?? Masih pantaskah saya mendapat seorang pendamping yang shaleh?Ironisnya lagi, adik saya juga mengalami hal yang sama seperti yang saya alami. Dia juga telah kehilangan kehormatannya sebelum menikah. Saya tidak tahu mengapa semua ini menimpa keluarga saya. Namun, keluarga tidak pernah tahu apa yang saya alami. Saya sembunyikan semuanya dari mereka karena saya tidak tinggal bersama mereka, sedangkan adik saya tinggal bersama mereka. Menurut pandangan Islam, bagaimana saya harus menyikapi keadaan ini? Terima kasih sebelumnya.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.A - …

.Jawaban: 

(Dari kakak saya)Wa’alaikumussalam Wr. Wb.Saudariku yang terhormat, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan kepada Anda:Pertama: Keberanian Anda untuk berterus terang dan berkata jujur dalam kondisi seperti itu sungguh luar biasa. Anda berani mengatakan hal yang sebenarnya kepada laki-laki yang sebentar lagi akan melamar Anda di saat hati Anda sudah mulai tertarik kepadanya, meskipun Anda tahu bahwa keterusterangan itu akan mendatangkan hasil yang pahit dan tidak menyenangkan. Tapi yakinlah bahwa rasa pahit yang Anda alami itu tidaklah seberapa bila dibandingkan dengan hasil yang akan Anda peroleh bila Anda tidak berterus terang kepadanya. Sebab bila Anda tidak melakukan hal itu, bisa jadi setelah menikah nanti, dia akan mengetahui bahwa sebenarnya Anda sudah tidak perawan lagi. Tentunya hal ini akan menjadi preseden buruk bagi Anda sehingga dia akan selalu berpandangan negatif terhadap Anda. Bila ini terjadi, maka keharmonisan rumah tangga Anda berdua rasanya sulit terwujud.Jadi, menurut saya, apa yang Anda lakukan sudah tepat dan sesuai dengan nilai-nilai Islam, karena Islam telah mengajarkan kepada kita untuk selalu berkata jujur meskipun pahit hasilnya. Rasulullah saw. bersabda: “Kalian harus berkata jujur karena sesungguhnya kejujuran itu akan mengantarkan (kalian) kepada kebajikan, dan sesungguhnya kebajikan itu akan mengantarkan kalian ke surga.” Beliau juga bersabda: “Katakanlah yang benar meskipun pahit hasilnya.”Memang terkadang apa yang terlihat baik dalam kacamata manusia belum tentu baik dalam pandangan Allah. Demikian juga, apa yang terlihat buruk dalam kacamata manusia belum tentu buruk dalam pandangan Allah. Terkadang kita menyukai sesuatu dan berusaha keras untuk mendapatkannya, padahal di mata Allah, sesuatu yang kita perjuangkan itu justru tidak baik bagi kita. Sebaliknya, terkadang kita membenci sesuatu dan berusaha keras untuk menghindarinya, padahal di mata Allah, sesuatu yang kita benci dan hindari itu justru baik untuk kita. Karena itu, dalam menilai sesuatu, hendaknya kita mendasarkan penilaian itu pada nilai-nilai Islam. Inilah yang diajarkan oleh Allah swt. dalam firman-Nya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 216)Kedua: Saudariku, Anda tidak perlu khawatir dan bertanya-tanya apakah Anda masih bisa menjadi wanita shalehah ataukah tidak, hanya gara-gara masa lalu Anda yang kelam itu? Keshalehan seseorang bukanlah diukur berdasarkan masa lalunya, tetapi diukur berdasarkan perilakunya sekarang, apakah dia shaleh di mata Allah ataukah tidak. Semua itu tergantung diri Anda sendiri, apakah Anda benar-benar mau bertaubat kepada Allah dan memperbaiki masa lalu Anda itu ataukah tidak. Jika Anda sungguh-sungguh bertaubat kepada-Nya, Allah pasti akan menerimanya.Rasulullah saw. bersabda: “Allah lebih bahagia dengan taubat hamba-Nya daripada seseorang di antara kalian yang berada di atas kuda tunggangannya, sedangkan ia sedang berada di atas tanah yang tandus, kemudian kuda itu hilang darinya, padahal makanan dan minumannya berada di atas kuda tersebut. Hal itu membuatnya putus asa, lalu ia menghampiri sebuah pohon dan membaringkan tubuhnya di atas pohon tersebut. Ia benar-benar putus asa atas kehlangan kudanya itu. Ketika ia sedang berbaring, tiba-tiba ia melihat kuda tersebut sudah berada di sisinya. Ia pun segera meraih tali kekang kuda tersebut. Karena terlalu gembira, ia pun mengatakan: ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku, dan aku adalah Rabb-Mu.’ Orang itu mengucapkan perkataan yang salah karena sangkin gembiranya.” (HR. Bukhari dan Muslim)Apa yang disebutkan dalam hadits tersebut hanyalah perumpamaan yang menggambarkan betapa gembira dan senangnya Allah bila ada hamba-Nya yang benar-benar bertaubat kepada-Nya. Tentunya, Allah juga akan mencintainya. Ketahuilah bahwa bila Allah telah mencintai seseorang, maka apa yang dia minta, insya Allah akan dikabulkan. Karena itu, bila Anda sungguh-sungguh bertaubat kepada Allah, Anda tidak perlu khawatir apakah Anda masih bisa menjadi wanita shalehah ataukah tidak. Anda juga tidak perlu khawatir akan jodoh Anda. Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk Anda, sesuai firman-Nya: “Wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik.” (QS. An-Nuur: 26)Berdasarkan hal itu, maka mantapkanlah hati Anda untuk bertaubat kepada-Nya dengan taubat nasuha. Lalu mohonlah kepada-Nya agar Anda selalu dibimbing oleh-Nya, niscaya Anda akan mendapatkan yang terbaik di dunia dan akhirat.Ketiga: Kisah yang Anda alami merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi remaja-remaja puteri kita, yaitu agar hendaknya mereka berhati-hati dan berusaha keras untuk menjaga kehormatannya. Jangan mudah terpedaya oleh bujuk rayu syaitan, baik syaitan jin ataupun syaitan manusia. Penyesalan memang selalu datang belakangan. Terus terang, Anda termasuk orang yang beruntung karena Anda masih diberi kesempatan oleh Allah untuk bertaubat kepada-Nya. Sungguh berapa banyak orang yang telah berbuat maksiat, namun sampai akhir hayatnya mereka tidak diberi kesempatan oleh Allah untuk bertaubat. Na’udzubillah min dzaalik. Wallaahu A’lam….


Ketika selesai membaca curhatan ini, saya sempat memuji kekuatan sahabat ini. Dia sangat yakin betapa besar dan berharganya nilai sebuah kejujuran, hingga berkorban dan terluka untuk kesekian kalipun tidak dia hiraukn. Karena sesuatu yang dimulai dengan kejujuran dan kebesaran hati, hanya akan berbuah indah pada akhirnya.


Lalu bagaimana lanjut kakak saya lagi?
Salah seorang dari sekian yang banyak melayangkan email curhatan kepada kakak saya ini, sahabat muslimah yang satu inilah yang sampai sekarang menjadi perhatian oleh kakak saya. Bukan itu saja, mereka sekarang menjadi sahabat yang baik. Kenapa ini menarik bagi saya? Yah, sahabat ini, ternyata sekarang hidup bahagia dalam rumah tangganya dengan seorang suami yang sangat menyayanginya, saleh serta seorang putri yang insyaallah shalehah nanti. Mereka juga cukup sukses di usaha butik busana muslimnya dan suami yang pendakwah.


Ketika saya balik bertanya kepada kakak saya ini, apa rahasianya sehinnga dia bisa seperti sekarang? dan jawaban kakak saya adalah, dia adalah wanita yang ikhlas, sangat jujur, selalu sabar dan benar-benar istiqamah dalam bertobat, sehingga hatinya selalu dia jaga agar tidak mengulangi perbuatan zina yang dulu pernah ia lakukan.


Lalu lanjut kakak saya, sahabat itu yakin, bahwa dengan kejujuran ucap dan hati yang harus dia sampaikan kepada setiap calon suaminya, adalah hal yang harus dan mutlak. Walaupun dengan resiko pahit, pedih dan luka yang akan dia nantinya, tapi dia yakin bahwa suatu saat nanti akan datang seorang laki-laki yang soleh. Laki-laki yang saleh menurutnya adalah, laki-laki yang rido akan ketentuan Allah SWT. Laki-laki ini tidak melihat bagaimana masalalu calon istrinya, tetapi bagaimana keadaan yang sekarang dan sejauh apa seorang calon dia itu bertobat dari masalalunya itu.


Begitulah keyakinan sahabat ini ketika itu. Subhanallah, dengan keyakinan, kejujuran, ikhlas pada ketentuan Allah SWT. serta selalu mohon ampunan-Nya dan berharap ada seseorang yang rido akan keadaannya.
Subhanallah, betapa mulia sahabat itu. Dia sekarang benar-benar menjadi solehah sejati,. Selain sibuk di usaha butiknya, dia dan suaminya juga, adalah seorang pendakwah. Subhanallah...


Sahabatku, begitulah buah dari kesabaran, keikhlasan dan pertaubatan yang sungguh-sungguh. Yakinlah semua ujian dan cobaan, hanyalah satu dari sekian banyak kasih sayang Allah untuk kita. Artinya, dengan itu kita masih diberi kesempatan untuk berubah lebih baik dan mulia, seperti contoh sahabat di atas. Betapa saya tidak bisa menyalahkan masa lalu sahabat itu, namun kesungguhannya untuk yakin menjadi pribadi yang solehah. Semoga Allah SWT memberkahi dia dan juga kita semua, Amin..

Sabtu, 17 Oktober 2009

Sahabat sejati

Oleh: Haslinda Lukman
‘Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-gerinya teringat mati..’
“Sebaik baik sahabat di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan sebaik baik jiran disisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap jirannya” (H.R al-Hakim)
ALLAH SWT mencipta makhluk di atas muka bumi ini berpasang-pasangan. Begitu juga manusia, tidak akan hidup bersendirian. Kita tidak boleh lari dari berkawan dan menjadi kawan kepada seseorang. Jika ada manusia yang tidak suka berkawan atau melarang orang lain daripada berkawan, dia dianggap ganjil dan tidak memenuhi ciri-ciri sebagai seorang manusia yang normal.
Inilah antara hikmah, kenapa Allah SWT mencipta manusia daripada berbagai bangsa, warna kulit dan bahasa. Firman Allah SWT dalam surah al-Hujurat ayat 13, yang bermaksud:
“Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan berpuak-puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu sama lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang lebih bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mendalam PengetahuanNya.”
Dalam Islam faktor memilih kawan amat dititikberatkan. Hubungan persahabatan adalah hubungan yang sangat mulia, kerana kawan atau sahabat berperanan dalam membentuk personaliti individu. Ada kawan yang sanggup bersusah-payah dan berkongsi duka bersama kita, dan tidak kurang juga kawan yang nampak muka semasa senang dan hanya sanggup berkongsi kegembiraan sahaja.
Pendek kata sahabat boleh menentukan corak hidup kita. Justeru, jika salah pilih sahabat kita akan merana dan menerima padahnya. Selari dengan hadith Rasululah saw yang bermaksud: “Seseorang itu adalah mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti siapa yang menjadi temannya” (H.R Abu Daud).
Bak kata pepatah Arab, “Bersahabat dengan penjual minyak wangi, kita akan menerima percikan wangiannya, manakala bersahabat dengan tukang besi, percikan apinya akan mencarikkan baju kita.”
Apakah ciri-ciri seorang sahabat yang baik?
Seorang bijak pandai berpesan kepada anak lelakinya: “Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka hendaklah engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut:
  • Jika engkau berbakti kepadanya, dia akan melindungi kamu;
  • Jika engkau rapatkan persahabatan dengannya, dia akan membalas balik persahabatan kamu;
  • Jika engkau memerlu pertolongan daripadanya, dia akan membantu kamu;
  • Jika engkau menghulurkan sesuatu kebaikan kepadanya, dia akan menerimanya dengan baik;
  • Jika dia mendapat sesuatu kebajikan (bantuan) daripada kamu, dia akan menghargai atau menyebut kebaikan kamu;
  • Jika dia melihat sesuatu yang tidak baik daripada kamu, dia akan menutupnya;
  • Jika engkau meminta bantuan daripadanya, dia akan mengusahakannya;
  • Jika engkau berdiam diri (kerana malu hendak meminta), dia akan menanyakan kesusahan kamu;
  • Jika datang sesuatu bencana menimpa dirimu, dia akan meringankan kesusahan kamu;
  • Jika engkau berkata kepadanya, nescaya dia akan membenarkan kamu;
  • Jika engkau merancangkan sesuatu, nescaya dia akan membantu kamu;
  • Jika kamu berdua berselisih faham, nescaya dia lebih senang mengalah untuk menjaga kepentingan persahabatan;
  • Dia membantumu menunaikan tanggungjawab serta melarang melakukan perkara buruk dan maksiat;
  • Dia mendorongmu mencapai kejayaan di dunia dan akhirat.
Sebagai remaja yang terlepas daripada pandangan ayah ibu berhati-hatilah jika memilih kawan. Kerana kawan, kita bahagia tetapi kawan juga boleh menjahanamkan kita.
Hati-hatilah atau tinggalkan sahaja sahabat seperti dibawah:
  • Sahabat yang tamak: ia sangat tamak, ia hanya memberi sedikit dan meminta yang banyak, dan ia hanya mementingkan diri sendiri.
  • Sahabat hipokrit: ia menyatakan bersahabat berkenaan dengan hal-hal lampau, atau hal-hal mendatang; ia berusaha mendapatkan simpati dengan kata-kata kosong; dan jika ada kesempatan membantu, ia menyatakan tidak sanggup.
  • Sahabat pengampu: Dia setuju dengan semua yang kamu lakukan tidak kira betul atau salah, yang parahnya dia setuju dengan hal yang dia tidak berani untuk menjelaskan kebenaran, di hadapanmu ia memuji dirimu, dan di belakangmu ia merendahkan dirimu atau mengkhianati amanahmu. Bila telah di percayai, dia khianati. Bila telah di cintai, dia dustakan.
  • Sahabat pemboros dan suka hiburan: ia menjadi kawanmu jika engkau suka berpesta, suka berkeliaran dan ‘melepak’ pada waktu yang tidak sepatutnya, suka ke tempat-tempat hiburan dan pertunjukan yang melalaikan.
  • Sahabat yang membawamu semakin jauh dari Allah. Seorang yang tidak menambah kebajikanmu di dunia, lebih2 lagi di akhirat. Seorang yang tidak menambah manfaat kehidupanmu di akhirat, bukanlah temanmu yang sebenar.
Hati-hatilah memilih kawan, kerana kawan boleh menjadi cermin peribadi seseorang. Berkawanlah kerana Allah untuk mencari redha-Nya.

Ahad, 11 Oktober 2009

Muhammad Al-Mustaffa

My Blog

Cari Blog Ini